Jumat, 09 November 2012

Gangguan Hidung dan Sinus


Polip Hidung 
Sinusitis 
Patah Tulang Hidung 
Deviasi Septum 
Perforasi Septum 
Perdarahan Hidung (Epistaksis, Mimisan) 
Vestibulitis 
Rinitis Non-Alergika 
Kanker Paranasal Sinus 
Tonsillar Cellulitis dan Abscess 


Polip Hidung

Polip Hidung adalah suatu pertumbuhan dari selaput lendir hidung yang bersifat jinak.


PENYEBAB
Penyebab terjadinya polip tidak diketahui, tetapi beberapa polip tumbuh karena adanya pembengkakan akibat infeksi.

Polip sering ditemukan pada penderita:
# Rinitis alergika
# Asma
# Sinusitis kronis
# Fibrosis kistik.

GEJALA
Polip biasanya tumbuh di daerah dimana selaput lendir membengkak akibat penimbunan cairan, seperti daerah di sekitar lubang sinus pada rongga hidung.
Ketika baru terbentuk, sebuah polip tampak seperti air mata dan jika telah matang, bentuknya menyerupai buah anggur yang berwarna keabu-abuan.

Polip menyebabkan penyumbatan hidung, karena itu penderita seringkali mengeluhkan adanya penurunan fungsi indera penciuman.
Karena indera perasa berhubungan dengan indera penciuman, maka penderita juga bisa mengalami penurunan fungsi indera perasa dan penciuman.

Polip hidung juga bisa menyebabkan penyumbatan pada drainase lendir dari sinus ke hidung. Penyumbatan ini menyebabkan tertimbunnya lendir di dalam sinus. Lendir yang terlalu lama berada di dalam sinus bisa mengalami infeksi dan akhirnya terjadi sinusitis.

Penderita anak-anak sering bersuara sengau dan bernafas melalui mulutnya.

DIAGNOSA
Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

PENGOBATAN
Obat semprot hidung yang mengandung corticosteroid kadang bisa memperkecil ukuran polip atau bahkan menghilangkan polip.

Pembedahan dilakukan jika:
# Polip menghalangi saluran pernafasan
# Polip menghalangi drainase dari sinus sehingga sering terjadi infeksi sinus
# Polip berhubungan dengan tumor.

Polip cenderung tumbuh kembali jika penyebabnya (alergi maupun infeksi) tidak terkontrol.
Pemakaian obat semprot hidung yang mengandung corticosteroid bisa memperlambat atau mencegah kekambuhan. Tetapi jika kekambuhan ini sifatnya berat, sebaiknya dilakukan pembedahan untuk memperbaiki drainase sinus dan membuang bahan-bahan yang terinfeksi.

PENCEGAHAN
Anda dapat membantu mengurangi kemungkinan Anda untuk mengalami polip hidung atau kambuhnya polip hidung setelah perawatan dengan strategi pencegahan berikut:

   1. Mengatur alergi dan asma. Mengikuti pengobatan dokter rekomendasi untuk mengelola asma dan alergi. Jika gejala tidak mudah dan secara teratur di bawah kendali, konsultasi dengan dokter Anda tentang perubahan rencana pengobatan Anda.
   2. Hindari iritasi. Sebisa mungkin, hindari hal-hal yang mungkin untuk memberikan kontribusi untuk peradangan atau iritasi sinus Anda, seperti alergen, polusi udara dan bahan kimia.
   3. Hidup bersih yang baik. Cuci tangan Anda secara teratur dan menyeluruh. Ini adalah salah satu cara terbaik untuk melindungi terhadap infeksi bakteri dan virus yang dapat menyebabkan peradangan pada hidung dan sinus.
   4. Melembabkan rumah Anda. Gunakan pelembab ruangan jika Anda memiliki udara kering di rumah Anda. Hal ini dapat membantu meningkatkan aliran lendir dari sinus Anda dan dapat membantu mencegah sumbatan dan peradangan.
   5. Gunakan bilasan hidung atau nasal lavage. Gunakan air garam (saline) spray atau nasal lavage untuk membilas hidung Anda. Hal ini dapat meningkatkan aliran dan menghilangkan lendir penyebab alergi dan iritasi. Anda dapat membeli semprotan saline atau lavage nasal dengan perangkat, seperti sedotan, untuk mngantarkan bilasan. Anda dapat membuat solusi sendiri dengan mencampurkan 1 / 4 sendok teh (1.2 ml) garam dengan 2 cangkir (0,5 liter) air hangat. Hindari air garam semprot yang mengandung zat aditif yang dapat membakar lapisan mukosa hidung Anda. 
 
 

Sinusitis

Sinusitis adalah suatu peradangan pada sinus yang terjadi karena alergi atau infeksi virus, bakteri maupun jamur.

Sinusitis bisa terjadi pada salah satu dari keempat sinus yang ada (maksilaris, etmoidalis, frontalis atau sfenoidalis).


PENYEBAB

Sinusitis bisa bersifat akut (berlangsung selama 3 minggu atau kurang) maupun kronis (berlangsung selama 3-8 minggu tetapi dapat berlanjut sampai berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun).

Penyebab sinusitis akut:
# Infeksi virus.
Sinusitis akut bisa terjadi setelah suatu infeksi virus pada saluran pernafasan bagian atas (misalnya pilek).
# Bakteri.
Di dalam tubuh manusia terdapat beberapa jenis bakteri yang dalam keadaan normal tidak menimbulkan penyakit (misalnya Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae). Jika sistem pertahanan tubuh menurun atau drainase dari sinus tersumbat akibat pilek atau infeksi virus lainnya, maka bakteri yang sebelumnya tidak berbahaya akan berkembang biak dan menyusup ke dalam sinus, sehingga terjadi infeksi sinus akut.
# Infeksi jamur.
Kadang infeksi jamur bisa menyebabkan sinusitis akut.
Aspergillus merupakan jamur yang bisa menyebabkan sinusitis pada penderita gangguan sistem kekebalan.
Pada orang-orang tertentu, sinusitis jamur merupakan sejenis reaksi alergi terhadap jamur.
# Peradangan menahun pada saluran hidung.
Pada penderita rinitis alergika bisa terjadi sinusitis akut. Demikian pula halnya pada penderita rinitis vasomotor.
# Penyakit tertentu.
Sinusitis akut lebih sering terjadi pada penderita gangguan sistem kekebalan dan penderita kelainan sekresi lendir (misalnya fibrosis kistik).


Penyebab sinusitis kronis:
# Asma
# Penyakit alergi (misalnya rinitis alergika)
# Gangguan sistem kekebalan atau kelainan sekresi maupun pembuangan lendir.

GEJALA

Gejala khas dari kelainan pada sinus adalah sakit kepala yang dirasakan ketika penderita bangun pada pagi hari.

Sinusitis akut dan kronis memiliki gejala yang sama, yaitu nyeri tekan dan pembengkakan pada sinus yang terkena, tetapi ada gejala tertentu yang timbul berdasarkan sinus yang terkena:
# Sinusitis maksilaris menyebabkan nyeri pipi tepat di bawah mata, sakit gigi dan sakit kepala.
# Sinusitis frontalis menyebabkan sakit kepala di dahi.
# Sinusitis etmoidalis menyebabkan nyeri di belakang dan diantara mata serta sakit kepala di dahi. Peradangan sinus etmoidalis juga bisa menyebabkan nyeri bila pinggiran hidung di tekan, berkurangnya indera penciuman dan hidung tersumbat.
# Sinusitis sfenoidalis menyebabkan nyeri yang lokasinya tidak dapat dipastikan dan bisa dirasakan di puncak kepala bagian depan ataupun belakang, atau kadang menyebabkan sakit telinga dan sakit leher.

Gejala lainnya adalah:
- tidak enak badan
- demam
- letih, lesu
- batuk, yang mungkin semakin memburuk pada malam hari
- hidung meler atau hidung tersumbat.

Demam dan menggigil menunjukkan bahwa infeksi telah menyebar ke luar sinus.

Selaput lendir hidung tampak merah dan membengkak, dari hidung mungkin keluar nanah berwarna kuning atau hijau.

Sinusitis & Gangguan Sistem Kekebalan

Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol atau penderita gangguan sistem kekebalan, jamur bisa menyebabkan sinusitis yang berat dan bahkan berakibat fatal.

Mukormikosis (fikomikosis) adalah suatu infeksi jamur yang bisa terjadi pada penderita diabetes yang tidak terkontrol.
Pada rongga hidung terdapat jaringan mati yang berwarna hitam dan menyumbat aliran darah ke otak sehingga terjadi gejala-gejala neurologis (misalnya sakit kepala dan kebutaan).

Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopik terhadap jaringan yang mati tersebut.
Pengobatannya meliputi pengendalian diabetes dan pemberian obat anti-jamur amfoterisin B secara intravena (melalui pembuluh darah).

Aspergillosis dan kandidiasis merupakan infeksi jamur pada sinus yang bisa berakibat fatal pada penderita gangguan sistem kekebalan akibat terapi anti-kanker atau penyakit (misalnya leukemia, limfoma, mieloma multipel atau AIDS).
Pada aspergillosis, di dalam hidung dan sinus terbentuk polip.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap polip.
Pengobatannya berupa pembedahan sinus dan pemberian amfoterisin B intravena.


DIAGNOSA

Diganosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejala, foto rontgen sinus dan hasil pemeriksaan fisik.

Untuk menentukan luas dan beratnya sinusitis, bisa dilakukan pemeriksaan CT scan.

Pada sinusitis maksilaris, dilakukan pemeriksaan rontgen gigi untuk mengetahui adanya abses gigi.

PENGOBATAN

Sinusitis akut

Untuk sinusitis akut biasanya diberikan:
# Dekongestan untuk mengurangi penyumbatan
# Antibiotik untuk mengendalikan infeksi bakteri
# Obat pereda nyeri untuk mengurangi rasa nyeri.
Dekongestan dalam bentuk tetes hidung atau obat semprot hidung hanya boleh dipakai selama waktu yang terbatas (karena pemakaian jangka panjang bisa menyebabkan penyumbatan dan pembengkakan pada saluran hidung).
Untuk mengurangi penyumbatan, pembengkakan dan peradangan bisa diberikan obat semprot hidung yang mengandung steroid.


Sinusitis kronis

Diberikan antibiotik dan dekongestan<.
Untuk mengurangi peradangan biasanya diberikan obat semprot hidung yang mengandung steroid.
Jika penyakitnya berat, bisa diberikan steroid per-oral (melalui mulut).

Hal-hal berikut bisa dilakukan untuk mengurangi rasa tidak nyaman:
- Menghirup uap dari sebuah vaporizer atau semangkuk air panas
- Obat semprot hidung yang mengandung larutan garam
- Kompres hangat di daerah sinus yang terkena.

Jika tidak dapat diatasi dengan pengobatan tersebut, maka satu-satunya jalan untuk mengobati sinusitis kronis adalah pembedahan.
Pada anak-anak, keadaannya seringkali membaik setelah dilakukan pengangkatan adenoid yang menyumbat saluran sinus ke hidung.
Pada penderita dewasa yang juga memiliki penyakit alergi kadang ditemukan polip pada hidungnya. Polip sebaiknya diangkat sehingga saluran udara terbuka dan gejala sinus berkurang.
Teknik pembedahan yang sekarang ini banyak dilakukan adalah pembedahan sinus endoskopik fungsional. 
 
 

Patah Tulang Hidung

Patah pada tulang hidung lebih sering terjadi dibandingkan dengan patah tulang lainnya di wajah.

PENYEBAB
Patah tulang hidung terjadi akibat benturan dan seringkali disertai dengan patah tulang lainnya di wajah.

GEJALA
Gejalanya berupa:
# Nyeri
# Perdarahan hidung
# Memar di sekeliling mata
# Kelainan bentuk hidung (mungkin baru akan tampak jika pembengkakan telah hilang)
# Pembengkakan
# Gangguan dalam menghirup udara melalui hidung.

Jika terjadi penimbunan darah di dalam tulang rawan (kartilago) dari septum (pembatas lubang hidung kiri dan kanan) hidung, maka kartilago bisa mengalami infeksi dan mati, sehingga hidung akan mendatar dan berbentuk seperti sadel sepeda.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Untuk memperkuat diagnosis dilakukan pemeriksaan rontgen hidung.

PENGOBATAN
Untuk mencegah infeksi dan mempertahankan kartilago, darah yang terkumpul di septum hidung dibuang.
Setelah dilakukan manipulasi untuk mengembalikan hidung ke posisi semula, dipasang bidai di luar hidung.

Patah pada septum sulit untuk diatasi dan seringkali perlu dilakukan tindakan pembedahan
 
 

Deviasi Septum

Septum adalah pembatas lubang hidung kiri dan kanan, merupakan kerangka penunjang yang dilapisi oleh selaput lendir dan sebagian besar terdiri dari tulang rawan (kartilago)
Idealnya, septum hidung terletak pada garis tengah hidung.

Diperkirakan 80% dari septum terletak menyimpang dari garis tengah, dan hal ini seringkali tidak diperhatikan.
Deviasi septum terjadi jika septum bergeser sangat jauh dari garis tengah.



PENYEBAB
Deviasi septum biasanya terjadi akibat cacat bawaan atau cedera.

GEJALA
Deviasi septum bisa menyebabkan satu atau beberapa gejala berikut:
# Penyumbatan pada salah satu atau kedua lubang hidung
# Perdarahan hidung berulang
# Infeksi sinus berulang
# Nyeri wajah, sakit kepala, post nasal drip
# Mendengkur ketika tidur (pada bayi dan anak-anak).

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

PENGOBATAN
Jika deviasi septum menyebabkan perdarahan hidung atau infeksi sinus berulang, dianjurkan untuk menjalani pembedahan septoplasti.
 
 

Perforasi Septum

Perforasi Septum adalah suatu keadaan dimana pada septum (pembatas antara lubang hidung kanan dan kiri) ditemukan lubang-lubang dan luka terbuka (ulkus).



PENYEBAB
Perforasi septum bisa terjadi akibat:
# Pembedahan hidung
# Cedera berulang (misalnya akibat mengorek hidung)
# Infeksi (misalnya tuberkulosis, sifilis)
# Pemakaian kokain yang dihirup melalui hidung.

GEJALA
Gejalanya bisa berupa pembentukan keropeng di sekeliling lubang hidung dan perdarahan hidung berulang.

Penderita juga bisa mengeluarkan siulan dari hidungnya ketika bernafas.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

PENGOBATAN
Jika tidak menimbulkan masalah yang serius, biasanya perforasi septum tidak perlu dioati secara khusus.
Untuk mengurangi pembentukan keropeng bisa digunakan salep basitrasin.

Lubang yang terbentuk bisa ditutup dengan jaringan penderita sendiri yang diambil dari pipi atau bagian hidung lainnya atau dengan selaput buatan yang terbuat dari bahan plastik yang lembut.  



 

Perdarahan Hidung (Epistaksis, Mimisan)

Perdarahan Hidung (Epistaksis, Mimisan) adalah pardarahan yang berasal dari hidung.

PENYEBAB

Penyebab epistaksis:

   1. Infeksi lokal
      - Vestibulitis
      - Sinusitis
   2. Selaput lendir yang kering pada hidung yang mengalami cedera
      - Trauma, misalnya mengorek hidung, terjatuh, terpukul, adanya benda asing di hidung, trauma pembedahan atau iritasi oleh gas yang merangsang
      - Patah tulang hidung
   3. Penyakit kardiovaskuler
      - Penyempitan arteri (arteriosklerosis)
      - Tekanan darah tinggi
   4. Infeksi sistemik
      - Demam berdarah
      - Influenza
      - Morbili
      - Demam tifoid
   5. Kelainan darah
      - Anemia aplastik
      - Leukemia
      - Trombositopenia
      - Hemofilia)
      - Telangiektasi hemoragik herediter
   6. Tumor pada hidung, sinus atau nasofaring, baik jinak maupun ganas
   7. Gangguan endokrin, seperti pada kehamilan, menars dan menopause
   8. Pengaruh lingkungan, misalnya perubahan tekanan atmosfir mendadak (seperti pada penerbang dan penyelam/penyakit Caisson) atau lingkungan yang udaranya sangat dingin
   9. Benda asing dan rinolit, dapat menyebabkan mimisan ringan disertai ingus berbau busuk
  10. Idiopatik, biasanya merupakan mimisan yang ringan dan berulang pada anak dan remaja.


GEJALA

Epistaksis dibagi menjadi 2 kelompok:
# Epistaksis anterior : perdarahan berasal dari septum (pemisah lubang hidung kiri dan kanan) bagian depan, yaitu dari pleksus Kiesselbach atau arteri etmoidalis anterior.
Biasanya perdarahan tidak begitu hebat dan bila pasien duduk, darah akan keluar dari salah satu lubang hidung. Seringkali dapat berhenti spontan dan mudah diatasi.
# Epistaksis posterior : perdarahan berasal dari bagian hidung yang paling dalam, yaitu dari arteri sfenopalatina dan arteri etmoidalis posterior.
Epistaksis posterior sering terjadi pada usia lanjut, penderita hipertensi, arteriosklerosis atau penyakit kardiovaskular. Perdarahan biasanya hebat dan jarang berhenti spontan.
Darah mengalir ke belakang, yaitu ke mulut dan tenggorokan.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan lainnya yang dilakukan untuk memperkuat diagnosis epistaksis:
- Pemeriksaan darah tepi lengkap
- Fungsi hemostatis
- Tes fungsi hati dan ginjal
- Pemeriksaan foto hidung, sinus paranasal dan nasofaring

PENGOBATAN

Epistaksis anterior 
# Penderita sebaiknya duduk tegak agar tekanan vaskular berkurang dan mudah membatukkan darah dari tenggorokan
# Epistaksis anterior yang ringan biasanya bisa dihentikan dengan cara menekan cuping hidung selama 5-10 menit
# Jika tindakan diatas tidak mampu menghentikan perdarahan, maka dipasang tampon anterior yang telah dibasahi dengan adrenalin dan lidocain atau pantocain untuk menghentikan perdarahan dan mengurangi rasa nyeri
# Setelah perdarahan berhenti, dilakukan penyumbatan sumber perdarahan dengan menyemprotkan larutan perak nitrat 20-30% (atau asam trichloracetat 10%) atau dengan elektrokauter
# Bila dengan cara tersebut perdarahan masih terus berlangsung, maka diperlukan pemasangan tampon anterior yang telah diberi vaselin atau salep antibiotika agar tidak melekat sehingga tidak terjadi perdarahan ulang pada saat tampon dilepaskan. Tampon anterior dimasukkan melalui lubang hidung depan, dipasang secara berlapis mulai dari dasar sampai puncak rongga hidung dan harus menekan sumber perdarahan. Tampon dipasang selama 1-2 hari.
# Jika tidak ada penyakit yang mendasarinya, penderita tidak perlu dirawat dan diminta lebih banyak duduk serta mengangkat kepalanya sedikit pada malam hari. Penderita lanjut usia harus dirawat.



Epistaksis posterior
Pada epistaksis posterior, sebagian besar darah masuk ke dalam mulut sehingga pemasangan tampon anterior tidak dapat menghentikan perdarahan.
Perdarahan posterior lebih sukar diatasi karena perdarahan biasanya hebat dan sulit melihat bagian belakang dari rongga hidung.
Dilakukan pemasangan tampon posterior (tampon Bellocq), yaitu tampon yang mempunyai tiga helai benang, 1 helai di setiap ujungnya dan 1helai di tengah. Tampon dipasang selama 2-3 hari disertai dengan pemberian antibiotik per-oral untuk mencegah infeksi pada sinus ataupun telinga tengah.

Pada epistaksis yang berat dan berulang, yang tak dapat diatasi dengan pemasangan tampon, perlu dilakukan pengikatan arteri etmoidalis anterior dan posterior atau arteri maksilaris interna.

Epistaksis akibat patah tulang atau septum hidung biasanya berlangsung singkat dan berhenti secara spontan, kadang-kadang timbul kembali beberapa jam atau beberapa hari kemudian setelah pembengkakan berkurang.
Jika hal ini terjadi mungkin perlu dilakukan pembedahan terhadap patah tulang atau pengikatan arteri.

Pada penderita telangiektasi hemoragik herediter (kelainan bentuk pembuluh darah), epistaksis yang hebat bisa menyebabkan anemia berat yang tidak mudah dikoreksi dengan pemberian zat besi tambahan.
Untuk mengatasi anemia, dilakukan pencangkokan kulit ke dalam septum hidung. 
 
 
 

Vestibulitis

Vestibulitis adalah suatu peradangan pada selubung akar rambut (folikel) di dalam vestibulum (bagian depan rongga hidung).

GEJALA
Peradangan bisa menyebabkan pembentukan keropeng dan bila ujung atau sayap hidung ditekan akan terasa nyeri; dan hal ini seringkali berulang.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan hidung.

PENGOBATAN
Vestibulum dibersihkan dan diberikan salep yang mengandung antibiotik 2-3 kali/hari. 
 
 

Rinitis Non-Alergika

Rinitis Non-Alergika adalah suatu peradangan pada selaput lendir hidung tanpa latar belakang alergi.

PENYEBAB
Jenis-jenis rinitis non-alergika:

   1. Rinitis Infeksiosa
      Rinitis infeksiosa biasanya disebabkan oleh infeksi pada saluran pernafasan bagian atas, baik oleh bakteri maupun virus.

   2. Rinitis Non-Alergika Dengan Sindroma Eosinofilia
      Penyakit ini diduga berhubungan dengan kelainan metabolisme prostaglandin.
      Pada hasil pemeriksaan apus hidung penderitanya, ditemukan eosinofil sebanyak 10-20%.
      Gejalanya berupa hidung tersumbat, bersin, hidung meler, hidung terasa gatal dan penurunan fungsi indera penciuman (hiposmia).

   3. Rinitis Okupasional
      Gejala-gejala rinitis hanya timbul di tempat penderita bekerja.
      Gejala-gejala rinitis biasanya terjadi akibat menghirup bahan-bahan iritan (misalnya debu kayu, bahan kimia).
      Penderita juga sering mengalami asma karena pekerjaan.

   4. Rinitis Hormonal
      Beberapa penderita mengalami gejala rinitis pada saat terjadi gangguan keseimbangan hormon (misalnya selama kehamilan, hipotiroid, pubertas, pemakaian pil KB).
      Estrogen diduga menyebabkan peningkatan kadar asam hialuronat di selaput hidung.
      Gejala rinitis pada kehamilan biasanya mulai timbul pada bulan kedua, terus berlangsung selama kehamilan dan akan menghilang pada saat persalinan tiba.
      Gejala utamanya adalah hidung tersumbat dan hidung meler.

   5. Rinitis Karena Obat-obatan
      Obat-obatan yang berhubungan dengan terjadinya rinitis adalah:
      - ACE inhibitor
      - reserpin
      - guanetidin
      - fentolamin
      - metildopa
      - beta-bloker
      - klorpromazin
      - gabapentin
      - penisilamin
      - aspirin
      - obat anti peradangan non-steroid
      - kokain
      - estrogen eksogen
      - pil KB.

   6. Rinitis Gustatorius
      Rinitis gustatorius terjadi setelah mengkonsumsi makanan tertentu, terutama makanan yang panas dan pedas.

   7. Rinitis Vasomotor
      Rinitis vasomotor diyakini merupakan akibat dari terganggunya keseimbangan sistem parasimpatis dan simpatis. Parasimpatis menjadi lebih dominan sehingga terjadi pelebaran dan pembengkakan pembuluh darah di hidung. Gejala yang timbul berupa hidung tersumbat, bersin-bersin dan hidung meler.
      Gejala biasanya dipicu oleh:
      - cuaca dingin
      - bau yang menyengat
      - stres
      - bahan iritan.


GEJALA
Gejala yang khas untuk rinitis adalah:
- hidung terasa gatal
- hidung meler
- hidung tersumbat.

Ciri khas dari rinitis infeksiosa adalah lendir hidung yang bernanah, yang disertai dengan nyeri dan tekanan pada wajah, penurunan fungsi indera penciuman serta batuk.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil tes kulit alergen yang negatif (tidak ditemukan IgE).

PENGOBATAN
Pengobatan rinitis non-alergika berdasarkan penyebabnya:
# Infeksi karena virus biasanya akan membaik dengan sendirinya dalam waktu 7-10 hari; sedangkan infeksi bakteri memerlukan terapi antibiotik.
# Untuk status hipotiroid perbatasan, bisa diberikan ekstrak tiroid.
# Rinitis karena kehamilan biasanya akan berakhir pada saat persalinan tiba.
# Untuk mengatasi rinitis akibat pil KB sebaiknya pemakaian pil KB dikurangi atau diganti dengan kontrasepsi lainnya.

Obat-obatan yang bisa diberikan untuk meringankan gejala rinitis:
# Obat tetes hidung yang mengandung corticosteroid (untuk mengurangi peradangan)
# Obat tetes hidung yang mengandung simpatomimetik (untuk mengurangi pembengkakan dan penyumbatan hidung).
 
 

Kanker Paranasal Sinus

Kanker pada paranasal sinus terjadi sebagian besar pada maxillary dan ethmoid sinuse. Meskipun langka di negara Amerika Serikat, kanker ini lebih umum di negara Jepang dan diantara orang Bantu dari negara Afrika Selatan. Dokter tidak yakin apa penyebab kanker ini, tetapi mereka lebih sering terjadi pada orang yang secara teratur menghirup debu kayu dan metal jenis tertentu. Dokter tidak berpikir sinus kronis menyebabkan kanker ini.

Karena sinus tersebut menyediakan ruang untuk kanker bertumbuh, kebanyakan orang tidak mengalami gejala sampai kanker tersebut tambah parah. Gejala-gejala, termasuk rasa sakit, kerusakan perasa pada hidung, penglihatan ganda, mimisan, dan gigi yang longgar pada tulang rahang di bawah sinus yang terkena, dihasilkan dari tekanan pada kanker dan struktur di sekitarnya.

Dokter mengobati kanker pada sinus dengan kombinasi pada operasi dan terapi radiasi. Kemajuan teknik bedah akhir-akhir ini memperbolehkan dokter untuk mengangkat tumor sepenuhnya, menyimpan bagian wajah yang tidak terkena, seperti mata, dan mereka ulang daerah agar kelihatan lebih baik. Kanker tahap awal diobati, prognosis terbaik. Meskipun begitu, bertahan hidup biasanya kecil, hanya sekitar 10 sampai 20 % orang hidup lebih dari 5 tahun.
 
 
 

Tonsillar Cellulitis dan Abscess

Tonsillar cellulitis adalah infeksi bakteri pada jaringan di sekitar amandel; tonsillar abscess adalah penumpukan nanah di sekitar daerah amandel.

Kadangkala, bakteri, biasanya streptococci, yang menginfeksi tenggorokan bisa menyebar ke dalam jaringan yang mengelilinginya. Keadaan ini disebut cellulitis. Jika bakteri berkembang tidak terkendali, penumpukan nanah (abscess) bisa terbentuk. Abscess bisa terbentuk kemudian menuju amandel (peritonsillar) atau di sebelah tenggorokan (parapharyngeal). Abscesses terjadi pada anak tetapi lebih sering terjadi pada orang dewasa muda.

GEJALA

Dengan tonsillar cellulites atau abscess, menelan menyebabkan rasa sakit berat, seseorang merasa sakit, mengalami demam, dan bisa memiringkan kepala ke depan sebelah abscess untuk membantu menghilangkan rasa sakit. Kejang pada otot pengunyah membuat mulut sulit terbuka (trismus). Cellulitis menghasilkan kemerahan yang umum dan mengunyah diatas amandel dan pada langit-langit lunak. Abscess mendorong amandel ke depan, dan uvula (kecil, proyeksi kecil yang menggantung ke bawah pada belakang tenggorokan) ditelan dan bisa didorong ke sebelah berlawanan dengan abses.

DIAGNOSA

Dokter membuat diagnosa dengan melihat tenggorokan. Tes tidak selalu dilakukan, tetapi jika dokter tersebut tidak pasti apakah abses ada, computed tomography (CT) bisa digunakan untuk mengidentifikasikan seseorang. Kadangkala jika dokter menduga sebuah abscess, dia memasukkan jarun ke dalam daerah tersebut dan berusaha untuk menarik nanah keluar.

PENGOBATAN

Antibiotik, seperti penisilin atau clindamycin, diberikan secara infus. Jika tidak terdapat abscess, antibiotik biasanya mulai membersihkan infeksi dalam 24 sampai 48 jam. Jika abscess ada, seorang dokter harus memasukkan sebuah jarum ke dalamnya atau memotong ke dalamnya untuk mengeluarkan nanah. Daerah tersebut pertama kali dimatirasakan dengan semprotan anestesi atau suntikan. Pengobatan dengan antibiotik dilanjutkan melalui mulut.

Peritonsillar abscesses cenderung berulang, pengulangan bisa dicegah dengan mengangkat amandel (tonsillectomy), yang biasanya dilakukan 4 sampai 6 minggu setelah infeksi telah surut atau lebih awal jika infeksi tidak dikontrol dengan antibiotik. 
 
 
 
 
 

1 komentar:

  1. artikel yang sangat menarik dan bermanfaat, makasih banyak...

    http://www.tokoobatku.com/obat-herbal-penyakit-sinusitis/

    BalasHapus