Jumat, 09 November 2012

Penyakit Tenggorokan


Faringitis (Radang Tenggorokan) 
Tonsilitis (Radang Amandel) 
Laringitis (Radang Pita Suara) 
Abses Peritonsiler 
Abses Parafaringeal 
Polip Pita Suara 
Nodul Pita Suara (Nodul Penyanyi) 
Contact Ulcers 
Kelumpuhan Pita Suara 
Laringokel 
Epiglotitis 

Faringitis (Radang Tenggorokan)

Faringitis adalah suatu peradangan pada tenggorokan (faring).

PENYEBAB
Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri.
Kebanyakan disebabkan oleh virus, termasuk virus penyebab common cold, flu, adenovirus, mononukleosis atau HIV.

Bakteri yang menyebabkan faringitis adalah streptokokus grup A, korinebakterium, arkanobakterium, Neisseria gonorrhoeae atau Chlamydia pneumoniae.

GEJALA
Baik pada infeksi virus maupun bakteri, gejalanya sama yaitu nyeri tenggorokan dan nyeri menelan.
Selaput lendir yang melapisi faring mengalami peradangan berat atau ringan dan tertutup oleh selaput yang berwarna keputihan atau mengeluarkan nanah.

Gejala lainnya adalah:
- demam
- pembesaran kelenjar getah bening di leher
- peningkatan jumlah sel darah putih.
Gejala tersebut bisa ditemukan pada infeksi karena virus maupun bakteri, tetapi lebih merupakan gejala khas untuk infeksi karena bakteri.

2 jenis faringitis


Faringitis Virus
Faringitis Bakteri
Biasanya tidak ditemukan nanah di tenggorokan
Sering ditemukan nanah di tenggorokan
Demam ringan atau tanpa demam
Demam ringan sampai sedang
Jumlah sel darah putih normal atau agak meningkat
Jumlah sel darah putih meningkat ringan sampai sedang
Kelenjar getah bening normal atau sedikit membesar
Pembengkakan ringan sampai sedang pada kelenjar getah bening
Tes apus tenggorokan memberikan hasil negatif
Tes apus tenggorokan memberikan hasil positif untuk strep throat
Pada biakan di laboratorium tidak tumbuh bakteri
Bakteri tumbuh pada biakan di laboratorium
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

Jika diduga suatu strep throat, bisa dilakukan pemeriksaan terhadap apus tenggorokan.

PENGOBATAN
Untuk mengurangi nyeri tenggorokan diberikan obat pereda nyeri (analgetik), obat hisap atau berkumur dengan larutan garam hangat.
Aspirin tidak boleh diberikan kepada anak-anak dan remaja yang berusia dibawah 18 tahun karena bisa menyebabkan sindroma Reye.

Jika diduga penyebabnya adalah bakteri, diberikan antibiotik.
Untuk mengatasi infeksi dan mencegah komplikasi (misalnya demam rematik), jika penyebabnya streptokokus, diberikan tablet penicillin. Jika penderita memiliki alergi terhadap penicillin bisa diganti dengan erythromycin atau antibiotik lainnya. 
 
 

Tonsilitis (Radang Amandel)

Tonsilitis adalah suatu peradangan pada tonsil (amandel).

Tonsilitis sangat sering ditemukan, terutama pada anak-anak.

PENYEBAB
Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokuks atau infeksi virus (lebih jarang).

Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak tenggorokan).
Tonsil berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi.
Tonsil bisa 'dikalahkan' oleh infeksi bakteri maupun virus, sehingga membengkak dan meradang, menyebabkan tonsilitis.
Infeksi juga bisa terjadi di tenggorokan dan daerah sekitarnya, menyebabkan faringitis.

GEJALA
Gejalanya berupa nyeri tenggorokan yang semakin parah jika penderita menelan.
Nyeri seringkali dirasakan di telinga karena tenggorokan dan telinga memiliki persarafan yang sama.

Anak-anak yang lebih kecil biasanya tidak mengeluhkan tenggorokannya nyeri, tetapi mereka tidak mau makan.

Gejala lainnya adalah demam, tidak enak badan, sakit kepala dan muntah.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Tonsil membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan. Ditemukan nanah dan selaput putih tipis yang menempel di tonsil. Membran ini bisa diangkat dengan mudah tanpa menyebabkan perdarahan.

Dilakukan pembiakan apus tenggorokan di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya.

PENGOBATAN
Jika penyebabnya adalah bakteri, diberikan antibiotik per-oral (melalui mulut) selama 10 hari. Jika anak mengalami kesulitan menelan, bisa diberikan dalam bentuk suntikan.

Pengangkatan tonsil (tonsilektomi) dilakukan jika:
- tonsilitis terjadi sebanyak 7 kali atau lebih/tahun
- tonsilitis terjadi sebanyak 5 kali atau lebih/tahun dalam kurun waktu 2 tahun
- tonsilitis terjadi sebanyak 3 kali atau lebih/tahun dalam kurun waktu 3 tahun
- tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik.


Laringitis (Radang Pita Suara)

Laringitis adalah peradangan pada laring (pangkal tenggorok).

Laring terletak di puncah saluran udara yang menuju ke paru-paru (trakea) dan mengandung pita suara.

PENYEBAB
Penyebab yang paling sering adalah infeksi virus pada saluran pernafasan bagian atas (misalnya common cold).
Laringitis juga bisa menyertai bronkitis, pneumonia, influenza, pertusis, campak dan difteri.

Laringitis bisa terjadi akibat:
- Penggunaan suara yang berlebihan
- Reaksi alergi
- Menghirup iritan (misalnya asap rokok).

GEJALA
Gejala biasanya berupa perubahan suara berupa serak sampai hilangnya suara.
Tenggorokan terasa gatal dan tidak nyaman.

Gejala lainnya yang juga bisa ditemukan:
- demam
- tidak enak badan
- kesulitan menelan
- sakit tenggorokan.

Pembengkakan laring menyebabkan terjadinya gangguan pernafasan.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Dengan cermin kecil bersudut seperti yang digunakan dokter gigi, dokter bisa melihat kemerahan dan pembengkakan pada laring.

PENGOBATAN
Pengobatan pada infeksi oleh virus tergantung kepada gejalanya.
Penderita sebaiknya mengistirahatkan pita suaranya dengan tidak bicara atau bicara dengan berbisik.
Menghirup uap bisa meringankan gejala dan membantu penyembuhan daerah yang meradang.

Jika penyebabnya bakteri, diberikan antibiotik. 
 
 
 

Abses Peritonsiler

Abses Peritonsiler adalah penimbunan nanah di daerah sekitar tonsil (amandel).

Abses peritonsiler merupakan komplikasi dari tonsilitis.
Abses peritonsiler bisa menyerang anak-anak yang lebih besar, remaja dan dewasa muda. Tetapi sejak penggunaan antibiotik untuk mengobati tonsilitis, penyakit ini sekarang relatif jarang ditemukan.

PENYEBAB
Penyebabnya biasanya adalah bakteri streptokokus beta hemolitik grup A.

Salah satu atau kedua tonsil terinfeksi, terbentuk nanah dan menyebar dari tonsil ke jaringan di sekitarnya.
Infeksi bisa menyebar ke langit-langit mulut, leher ataupun dada (termasuk paru-paru).

GEJALA
Gejalanya berupa:
- nyeri tenggorokan
- pembengkakan kelenjar getah bening leher
- air liur menetes
- sakit kepala
- demam
- suara serak (kadang-kadang).

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Pada pemeriksaan leher dan tenggorokan, tonsil, langit-langit, tenggorokan, leher dan kulit dada tampak merah dan membengkak.

Pembiakan cairan yang berasal dari abses bisa menunjukkan adanya bakteri.

PENGOBATAN
Diberikan antibiotik.
Untuk mengatasi nyeri bisa diberikan analgetik (obat pereda nyeri).

Nanah biasanya dibuang dengan cara menyedotnya dengan jarum suntik atau dengan membuat sayatan pada abses.

PENCEGAHAN
Mengobati tonsilitis secara tuntas. 
 
 

Abses Parafaringeal

Abses Parafaringeal adalah penimbunan nanah di dalam kelenjar getah bening yang terletak di samping tenggorokan (faring).

Abses parafaringeal biasanya terjadi setelah faringitis atau tonsilitis.

PENYEBAB
Penyebabnya adalah infeksi bakteri atau virus.

GEJALA
Leher bagian depan (di bawah rahang) tampak membengkak.

Penderita mengalami gangguan menelan dan nyeri tenggorokan.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya.

PENGOBATAN
Pada awalnya diberikan suntikan penicillin, lalu dilanjutkan dengan penicillin per-oral (melalui mulut). 

 

Polip Pita Suara

Polip Pita Suara adalah tumor jinak pada pita suara.

PENYEBAB
Polip pita suara biasanya disebabkan oleh:
# Penyalahgunaan suara
# Reaksi alergi menahun pada laring
# Menghirup iritan (misalnya asap pabrik atau asap rokok).

GEJALA
Gejalanya berupa suara serak.

Pita suara normal

Polip pita suara

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Dengan menggunakan kaca dilakukan penilaian terhadap pita suara dan untuk memastikan bahwa bukan suatu kanker, dilakukan biopsi.

PENGOBATAN
Untuk mengembalikan suara yang normal, dilakukan pengangkatan polip.  


 

Nodul Pita Suara (Nodul Penyanyi)

Nodul Pita Suara (Nodul Penyanyi) adalah pertumbuhan yang menyerupai jaringan parut dan bersifat jinak pada pita suara.

PENYEBAB
Nodul biasanya terbentuk akibat pemakaian suara yang berlebihan, terlalu keras atau terlalu lama.

GEJALA
Gejalanya adalah suara serak.

Pita suara normal

Nodul pita suara

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksan fisik.
Nodul tampak sebagai suatu pertumbuhan yang berkapur.

PENGOBATAN
Pada anak-anak, nodul biasanya akan menghilang hanya dengan menjalani terapi vokal.

Pada dewasa, nodul harus diangkat melalui pembedahan.

PENCEGAHAN
Satu-satunya cara mencegah tumbuhnya nodul adalah berhenti menyalahgunakan suara.
 
 

Contact Ulcers

Contact Ulcers adalah luka/koreng yang terasa nyeri pada selaput lendir yang membungkus kartilago (tulang rawan) tempat melekatnya pita suara.


PENYEBAB
Contact ulcers biasanya disebakan oleh penyalahgunaan suara (berbicara sekuat tenaga).
Luka ini sering ditemukan pada penceramah (pendeta, mubalig), sales representative dan pengacara.

Contact ulcers juga bisa disebabkanoleh:
- rokok
- batuk menahun
- aliran balik asam dari lambung (refluks asam lambung).

GEJALA
Gejalanya berupa nyeri ringan ketika penderita berbicara atau menelan dan suara serak.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejalanya.

Untuk memastikan bahwa bukan merupakan keganasan, dilakukan pengambilan jaringan untuk diperiksa secara mikroskopis.

PENGOBATAN
Penderita diharuskan istirahat berbicara atau berbicara seperlunya, minimal selama 6 minggu.

Untuk menghindari kekambuhan, penderita harus mengetahui batas-batas suaranya dan belajar menyesuaikan suaranya. Bisa dilakukan terapi suara.

Jika hasil rontgen menunjukkan adanya refluks asam lambung, diberikan antasid atau obat anti-ulkus (misalnya penghambat histamin) dan penderita tidur dengan posisi kepala lebih tinggi. 
 
 
 

Kelumpuhan Pita Suara

Kelumpuhan Pita Suara adalah ketidakmampuan untuk menggerakkan otot-otot yang mengontrol pita suara, sehingga salah satu atau kedua pita suara tidak dapa membuka atau menutup sebagaimana mestinya.

Pita suara adalah 2 buah pita otot elastis yang terletak di dalam laring (kotak suara), tepat diatas trakea (saluran udara).
Pita suara menghasilkan suara jika udara yang tertahan di paru-paru dilepaskan dan melewati pita suara yang menutup sehingga pita suara bergetar.
Jika kita tidak sedang berbicara, pita suara terpisah satu sama lain sehingga kita bisa bernafas.

PENYEBAB
Kelumpuhan pita suara bisa disebabkan oleh:
# Kelainan otak (misalnya tumor otak, stroke dan penyakit demielinisasi)
# Kerusakan saraf yang menuju ke laring akibat tumor, cedera, infeksi virus atau neurotoksin (zat yang bersifat racun terhadap saraf, contohnya timah hitam atau racun pada difteri)
# Cedera kepala
# Cedera leher
# Kanker paru-paru atau tiroid.

GEJALA
Kelumpuhan pita suara bisa mempengaruhi proses berbicara, bernafas dan menelan.
Kelumpuhan menyebabkan makanan dan cairan terhidup ke dalam trakea dan paru-paru.

Jika hanya 1 pita suara yang lumpuh (kelumpuhan 1 sisi), maka suara menjadi serak.
Biasanya saluran udara tidak tersumbat karena pita suara yang normal bisa membuka sebagaimana mestinya.

Jika kedua pita suara mengalami kelumpuhan (kelumpuhan 2 sisi), maka kekuatan suara akan berkurang.
Penderita juga mengalami gangguan pernafasan karena terjadi penyumbatan saluran udara ke trakea.

Pita suara normal

Kelumpuhan pita suara

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya.
Pemeriksaan terhadap pita suara dilakukan dengan menggunakan endoskopi.

Pemeriksaan lainnya yang mungkin perlu dilakukan adalah CT scan kepala, leher, dada dan kelenjar tiroid.

PENGOBATAN
Pada beberapa kasus, suara akan kembali normal tanpa pengobatan pada tahun pertama setelah terjadinya kerusakan. Karena itu dokter seringkali menunda pembedahan minimal 1 tahun untuk memastikan bahwa tidak terjadi penyembuhan spontan.
Selama masa penundaan ini biasanya penderita dianjurkan menjalani terapi suara, yaitu melakukan latihan-latihan untuk memperkuat pita suara atau untuk memperbaiki pengontrolan pernafasan selama berbicara. Misalnya penderita dianjurkan untuk berbicara lebih lambat atau membuka mulutnya lebih lebar ketika berbicara.

Ada 2 macam pembedahan:

   1. Menambahkan sejumlah bahan ke dalam pita suara yang lumpuh, biasanya teflon.
      Pada saat ini juga digunakan kolagen, silikon dan lemak tubuh.
      Penambahan bahan ini akan memperkecil rongga diantara kedua pita suara sehingga pita suara yang normal dapat bersentuhan lebih dekat dengan pita suara yang normal sehingga bisa memperbaiki suara.
   2. Merubah posisi pita suara.
      Dilakukan penggeseran pita suara yang lumpuh sehingga lebih dekat ke garis tengah. Dengan demikian, pita suara yang lumpuh bisa bersentuhan dengan pita suara yang normal.

Kedua jenis pembedahan tersebut bisa memperbaiki suara dan proses menelan.
Setelah menjalani pembedahan, penderita juga mengikuti terapi suara.

Untuk kelumpuhan 1 sisi diberikan suntikan teflon pada pita suara yang lumpuh sehingga letaknya mendekati garis tengah dan pita suara yang lainnya bisa bersentuhan.
Dengan demikian, selama proses menelan saluran udara tetap terlindungi dan suara penderita dapat diperbaiki.

Untuk kelumpuhan 2 sisi, dilakukan trakeostomi (pembedahan untuk membuat sebuah lubang ke dalam trakea melalui leher) sehingga udara tidak perlu melewati pita suara.
Trakeostomi ini bisa bersifat menetap atau hanya digunakan selama terjadinya infeksi saluran pernafsan.
Bisa juga dilakukan aritenoidektomi (pembedahan untuk memisahkan kedua pita suara secara permanen); hasilnya saluran udara terbuka lebar tetapi kualitas suara menjadi lebih jelek.
 
 

Laringokel

Laringokel adalah penonjolan selaput lendir laring (kotak suara).

PENYEBAB
Laringokel diduga berhubungan dengan meningkatnya tekanan intralaringeal.

Laringokel cenderung banyak ditemukan pada musisi yang memainkan alat musik tiup.

Laringokel paling banyak ditemukan pada pria setengah baya dan biasanya bersifat unilaterla (hanya pada satu sisi).

GEJALA
Laringokel yang menonjol ke arah dalam (laringokel interna) menyebabkan suara serak dan penyumbatan saluran udara.
Penderita juga bisa mengalami disfagia (gangguan menelan), batuk atau merasakan adanya sesuatu di tenggorokannya.

Laringokel yang menonjol ke arah luar (laringokel eksterna) menyebabkan benjolan di leher.

Laringokel berisi udara dan bisa mengembang jika penderita menghembuskan nafasnya kuat-kuat dalam keadaan mulut dan kedua lubang hidung tertutup.

Laringokel bisa terinfeksi atau terisi oleh cairan yang menyerupai lendir.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Pada CT scan, laringokel tampak licin dan berbentuk seperti telur.

PENGOBATAN
Biasanya dilakukan pembedahan untuk mengangkat laringokel. 
 
 
 

Epiglotitis

Epiglotitis (kadang disebut supraglotitis) adalah suatu infeksi pada epiglotis, yang bisa menyebabkan penyumbatan saluran pernafasan dan kematian.

Epiglotis adalah tulang rawan yang berfungsi sebagai katup pada pita suara (laring) dan tabung udara (trakea), yang akan menutup selama proses menelan berlangsung.

PENYEBAB
Epiglotitis hampir selalu disebabkan oleh bakteri Haemophillus influenzae tipe b.
Pada anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa kadang disebabkan oleh streptokokus.

Epiglotitis paling sering ditemukan pada anak-anak yang berumur 2-5 tahun dan jarang terjadi pada anak yang berumur dibawah 2 tahun.

GEJALA
Infeksi biasanya bermula di saluran pernafasan atas sebagai peradangan hidung dan tenggorokan. Kemudian infeksi bergerak ke bawah, ke epiglotis. Infeksi seringkali disertai dengan bakteremia (infeksi darah).

Epiglotitis bisa segera berakibat fatal karena pembengkakan jaringan yang terinfeksi bisa menyumbat saluran udara dan menghentikan pernafasan.

Infeksi biasanya dimulai secara tiba-tiba dan berkembang dengan cepat.
Gejalanya terdiri dari:
- Ngiler
- Nyeri tenggorokan
- Gangguan menelan
- Gangguan pernafasan
- Badannya bungkuk ke depan sebagai upaya untuk bernafas
- Stridor (suara pernafasan yang kasar)
- Suara serak
- Menggigil
- Demam
- Sianosis (warna kulit kebiruan).

Infeksi juga kadang menyebar ke persendian, selaput otak, kantung jantung atau jaringan bawah kulit.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan dengan laringoskopi yang menunjukkan pembengkakan epiglotis.
Pembiakan darah atau lendir tenggorokan bisa menunjukkan adanya bakteri.

Pada pemeriksaan darah lengkap tampak peningkatan jumlah sel darah putih.
Rontgen leher bisa menunjukkan adanya pembengkakan epiglotis.

PENGOBATAN
Epiglotitis merupakan suatu keadaan gawat darurat, yang jika tidak segera diatasi bisa berakibat fatal. Anak harus segera dibawa ke rumah sakit dan biasanya ditempatkan di ruang perawatan intensif.

Diberikan oksigen dan hampir selalu dilakukan pembukaan saluran pernafasan, baik dengan cara memasukkan tuba endotrakeal maupun dengan cara membuat lubang di leher bagian depan (trakeostomi).
Untuk meningkatkan hidrasi, diberikan cairan infus.
Antibiotik diberikan untuk mengatasi infeksi. Kortikosteroid diberikan untuk mengurangi pembengkakan.

PENCEGAHAN
Imunisasi pertama untuk mencegah infeksi H. influenzae biasanya diberikan pada saat anak berusia 2 bulan.
 
 
 
 
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar